Kamis, 04 April 2013

kecewa tingkat dewa (Tertawa diatas Penderitaan Orang lain)



Asalamualaikum..........
Hidup itu multiple choise, sayang pilihanya cuma ada 2, enggak ada 4 seperti soal-soal ujian,hehehehehe.....
Saya ingin bertanya pada teman-teman, jika anda ada permasalahan dengan istri anda,apakah anda lebih senang menyelesaikan terlebih dahulu atau langsung pergi aja????
           Yups. enything jawaban kalian, yang saya memiliki asumsi pada setiap jawabanya, baik pilihan ''1''
           ataupun ''2''.
Jawabannya ialah  :
(1) jika pilihan pertama, artinya ada rasa peduli dan ingin memperbaiki hubungan
(2) jika pilihan kedua, artinya dia tidak punya rasa tanggung jawab,egois, dan mementingkan diri sendiri
      tanpa memikirkan perasaan orang lain.

Edisi Curhat, getooo :

Usia pernikahanku sudah memasuki tahun ke-2 .
tetapi,sampai sekarang belum ada buah hati
pasca keguguran yang mengakibatkan salah satu tubaku di potong satu,sampai sekarang belum ada tanda-tanda lagi nich........
intinya sekarang saya hanya bertahan dengan satu tuba,yaitu tuba sebelah kiri.
Sampai detik ini saya selalu positive thinking,sama Allah sang pencipta. Karena saya tela'ah pada kisah Nabi Ibrahim yang juga sulit mendapat keturunan sangat lama, begitu beliau mendapatkanya lahirlah keturunan yang Istimewa yaitu Nabi Ismail dari rahim Hajar dan Nabi Isqak dari rahim Sarah.
ups, maaf sampai detik ini saya tidak mau di poligami.yach, maklum perempuan.........

Kenapa,judulnya ''Kecewa Tingkat Dewa'' hemmm, gini ceritanya....
Teringat saya di satu tahun lalu, pasca saya keguguran dan diharuskan operasi karena kehamilan saya diluar kandungan, Saat usia kehamilanku 10 minggu, tepat magrib. aku menahan kesakitan, neneku membawaku ke RS. Bayangkara Kediri, malam itu juga harus dilakukan tindakan ''Operasi Besar'' teringan jelas saat itu yang berdoa dan mendukungku emak,ibu,bapak dan tetanggaku mbk yul.menungguku dan bertanggung jawab atasku. Saat itu HB ku menunjukan 4,angka yang tergolong sangat rendah untuk sebuah tindakan. Awak Rumah Sakit itu mengerumuniku,membantuku dan menolongku...mungkin seperti itulah Malaikat Allah di turunkan dari langit memalui mereka. eh...hampir terluma salah satu bidan itu Fransiska Anitasari,kawanku semasa sekolah dahulu. Dia yang mendekapku dan menemaniku di ruang operasi,mereka menyebutnya ruang OK (bacanya O..K..bukan okey,hehehehe...).salah satu bidan memberikan secarik kertas pertanggung jawaban untuk melalukan tindakan, yang seharusnya di tanda tangani Suami,tapi dimana dia?????....benar,dia masih di Surabaya, malam itu dia sudah dikabari keluarga,seharusnya dia langsung berangkat,tapi apa yang di lakukannya.emmmm...dia menunda sampai subuh keesokan harinya saat tindakan terselesaikan barulah dia berangkat menuju Kediri. Seberapa besarkah rasa kwatirnya untukku?????? ''akupun tak bisa menjawab hanya tertegun''. mencoba menetralisir hati dan kecewaku....
Dimana saat aku membutuhkan darah, ibuku dan mbk yul,yang pontang-panting melakukanya. oh, ya rabb...berikan mereka surga hanya itu yang pantas,kubalas budi mereka.

Hari berganti hari, aku menjalani opname 3 hari di Rumah Sakit ini, tak satu batang hidungpun aku melihat mereka ''keluarga suami'' datang menjenguku. Hanya mengemis sedikit perhatian dan saya juga tak membebani mereka dengan uang tagihan rumah sakit yang saat itu Rp. 8-9 jutaan. Saya juga tidak membebani suami saya untuk membayarnya. Saya membayarnya sendiri dari uang hutang dan uang riba, subhanallah,smoga Allah mengampuni dosa saya. Sedangkan mereka!!! coba fikir saja hanya bermodalkan tiket kereta api Rp.5.000,- apakah masih berat dan terlalu banyakah bagi mereka. Jika,di bandingkan pengorbanan saya bertaruhkan nyawa. Laknatullah mereka,smoga tidak dalam keadaan kikir dan Allah mengampuni mereka.Astagfirullah.....

Seribu orang telah mencemooh saya, tetangganya, temanya, sodaranya, tak sepatah katapun ada kalimat yang membela atau menenangkan saya, padahal saya menungunya,menunggu pembelaanya untuk saya. tapi tak pernah terucap olehnya (suami) dia hanya diam dan tersenyum, walaupun aku sendiri bingung mengartikanya. Orang yang selama ini saya dewakan, saya carikan nama baik di dalam keluarga saya, yang saya banggakan di depan teman-teman dan tetangganya, itukah balasan untuku. Ternyata dimatamu aku hanya SAMPAH yang menunggu kau bakar saja.hehehehe.....

Kemarin malam,tepatnya 3 April, istri dari kakanya Arifin (Suami=arifin) melahirkan. Seluruh saudaranya berbondong-bondong ke rumah sakit dimana keponakanya dilahirkan, berbanding terbalik denganku yang hampir mati diumbar. klise.....
Malam itu mulutku terlontar kalimat yang aku sadari itu salah, seperti ini dialog kami, :
          Aku          : Kenapa ya,aku yang menikah lebih lama, secara financial lebih baik dari mereka belum
                            juga di karuniai keturunan
         Arifin         : (nada nyolot) terserah Gusti Allah mau ngasih siapa? mau yg kaya atau yang miskin, suka-
                            suka dia. Emang opo'o?
Dari dialog itu Sekalipun perkataanya benar,tapi aku berharap dia menyemangatiku, berbicara lebih halus, mengerti perasaanku, dan lagi-lagi tidak pernah kudapatkan. Justru dengan bergegas dia pergi ke Rumah Sakit tanpa menawariku dan tanpa menghiraukan perasaanku. Astagfirullah,bagaimana ibuku tau jika aku diperlakukan seperti ini.
Tindakan dan sikapnya membuatku nelangsa. Inikah sosok yang selama ini kuperjuangkan, untuk menyenangkanya dan demi mengangkat derajatnya didepan tetangganya aku pontang-panting mencari uang,sampai-sampai aku lupa akan uang halal dan riba atau haram. Disetiap aku meminta pengertianya, lagi-lagi dia menjawab ''aku khan ga pingin rumah ini, tapi kamu yang ambisius'' ckckck....ujung-ujungnya kembali menyalahkanku. Astagfirullah.......

Malam itu saya memutuskan untuk tidur terpisah dengannya, aku tidur dilantai,padahal dipan itu pemberian orang tuaku. Sudahlah,biar aku yang mengalah.....
dan mulai sekarang saya akan berusaha kembali kepada kaidah aku yang semula, mandiri, tidak bergantung, ngomong seperlunya, buang 3D (dengki,dongkol,dendam), berkarya, berbakti kepada orang tua, membatasi pergaluan antara aku dan dia beserta antek-anteknya. Membuat duniaku kembali bersama teman-temanku. Insyaallah......

Ga mau berlarut-larut dalam masalah itu, aku harus survive (bangkit) meski tanpa dukungan siapapun dan tak mengharap dukungan dari dia. Selama Allah,menyayangiku dan membimbingku serta tak meninggalkanku it's okey. Terimakasih kepadamu ya rabb, dengan kejadian ini engkau mengenalkanku pada sosoknya sifat aslinya serta keluarganya. Dan dari sini saya bisa menyimpulkan saya harus membalas budi pada orang-orang yang telah bantu saya dari materiil dan inmatriel. dan balaslah dengan surgamu kelak ya rabb. Dan selain itu saya bebas menentukan sikap, terpenting tidak melenceng pada aqidah dan syariat yg dibawa rosulku Muhamad SWT. Insyaallah, smoga hamba selalu engkau beri petunjuk.

Berasal dari teman akan kembali menjadi teman,walaupun statusnya teman dalam kontrak perjanjian pernikahan dunia, saya menginginkan jodoh yang berbeda di akhirat, bertemu dengan orang yg saya harapkan, yang tulusnya pada saya. Langkah saya pertama ingin mendapat syurga adalah memperbaiki silaturahmi, meminta maaf kepada orang tua dan mencari saudara yang baru di Rumah Tahfis Darul Qur'an. Insyaallah saya mau ngedaftar santri. hehehe....
(tentunya tanpa sepengetahuanya)hehehehe.....
saya berubah lebih baik bukan karena didikan suami, tetapi Allah yang didik lewat setiap teguranya. Saya merasa beruntung artinya Allah lebih menyayangi saya dibandingkan menyayangi mereka, terbukti Allah selamatkan saya, menolong saya, membantu saya. Insyaallah, hamba akan kembali berpuasa Daud, melantunkan ayatmu dan menghafalkanya, suatu hari saya akan melantunkanya padamu ya rabb.
Bersabarlah menungguku.Insyaallah, kali ini aku menepati janjiku.









Tidak ada komentar:

Posting Komentar